Teknik Pewarnaan Alami


Tanggal : 9 Oktober 2020       Kategori : Berita

Kamis pagi (08/10) Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur melalui Klinik KUKM BDC Jawa Timur mengadakan pelatihan online dengan tema “Pewarnaan Alami dari Tumbuhan ke Kain”. Sebagai narasumber pada pelatihan kali ini adalah Faiqotul Himmah, Tenaga Ahli Produksi dan Pemasaran Klinik K-UKM Jawa Timur. Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00-11.00 WIB. Kegiatan terbagi menjadi tiga sesi. Pertama, pemaparan mengenai alat dan bahan serta cara pembuatan. Kedua sesi materi. Ketiga sesi tanya jawab.

Mengawali sesi pertama, Faiq mengajak peserta untuk menyiapkan bahan baku yang dibutuhkan. “Pertama yang harus kita siapkan untuk mewarnai yaitu bisa dengan manfaatkan bahan baku yang ada disekitar kita, salah satunya menggunakan daun jati, daun mangga, kunyit, atau jika memang ada wortel juga bisa digunakan. Semua bahan tersebut sangat mudah kita dapatkan,” ujar Faiq memaparkan bahan yang dibutuhkan. “Siapkan juga beberapa kain agar bisa membedakan hasil pewarnaan dari bahan yang berbeda,” tambah Faiq. Sementara alat yang dibutuhkan yaitu pisau, panci, baskom, tunjung, dan saringan, “jadi nanti daun jati dan kunyit kita potong-potong, untuk kulit kunyit disarankan dikupas dan diparut terlebih dahulu agar warnanya lebih keluar dan proses menjadi warna di dalam air lebih cepat,” ujar Faiq lagi.

Sedikit catatan, sebelum mulai mewarnai, kain harus dicuci dengan tawas terlebih dahulu dan direndam selama semalaman. “Direndam dengan tawas karena kain merupakan produk dari pabrik sehingga kita perlu menghilangkan bahan baku yang menempel di kain tersebut,” demikian jelas Faiq. Proses memasak pewarna alami yaitu : Pertama, letakkan salah satu bahan alami ke dalam panci, lalu tambahkan air. Untuk takarannya, 1kg bahan pewarna alami untuk 10 liter air atau satu banding sepuluh. Kedua, panaskan air dan bahan pewarna alami selama 30 menit hingga satu jam sampai air tersisa 50 persen. Jika warna yang diinginkan kurang begitu pekat, kita bisa memanaskan campuran tersebut lebih lama lagi. “Tidak harus mengikuti rumus saya, boleh dikreasikan sendiri sesuai kebutuhan, tidak perlu takut salah” ujar Faiq. Ketiga, setelah mendidih, saring air yang telah berubah warna agar ampas dari bahan alami yang digunakan tidak tertinggal. Keempat, masukan garam dan kain yang akan diwarnai ke dalam panci. Untuk takarannya, 1 sendok teh garam untuk 1 liter air dan aduk dalam keadaan kompor menyala agar meresap dengan maksimal. Rebus setidaknya 5-10 menit. Kelima, tiriskan kain yang telah direbus. Keenam, fiksasi dengan tawas atau tunjung dan rendam selama 5-10 menit. Proses ini membantu kain untuk menyerap warna lebih baik. Ketujuh, tiriskan kain dan bilas menggunakan air bersih lalu keringkan.

Faiq mengawali materi dengan menjelaskan pengertian pewarnaan alami. Pewarnaan alami merupakan proses pewarnaan yang hasil warnanya bisa didapatkan dari tumbuh-tumbuhan baik dari daunnya, buah, kulit, atau batangnya. Pewarna alami tidak hanya bisa diaplikasikan pada kain, tetapi juga bisa diaplikasikan ke makanan. Faiq menghimbau pelaku UMKM untuk memanfaatkan peluang bisnis pada pelatihan kali ini, “Dengan menggunakan pewarna alami, produk menjadi lebih banyak inovasinya dan lebih banyak pilihannya. Selain itu bahan baku juga mudah didapat dan tidak mengeluarkan banyak biaya,” ujar Faiq. “Terutama di masa pandemi seperti sekarang, semua peduli dengan kesehatan dan itu menjadi peluang bagi UMKM untuk berinovasi dengan bermain di bahan alami,” demikian lanjut Faiq menutup pelatihan pada hari ini.