Kembangkan Coworking Space KUKM Agar Lebih Memasyarakat Diskop UKM Jatim Sambangi EJSC Bakorwil Madiun


Tanggal : 22 Desember 2024       Kategori : Berita

Madiun-Guna meningkatkan pelayanan pada Co-Working Space KUKM yang berlokasi di lantai 2 Galeri Batik di lingkungan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim) agar selaras dengan program EJSC (East Java Super Coridor) yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang tersebar di 5 Bakorwil, kurang lebih 25 orang rombongan Diskop UKM Jatim pada hari Jumat (20/12) bertolak ke Bakorwil Madiun untuk mengikuti Pembelajaran Pengembangan Program Pengelolaan Co-Working Space.
Rombongan Diskop UKM Jatim disambut hangat oleh Perencana Ahli Muda Bakorwil Madiun-Marjoko Santoso yang didampingi oleh Advisor EJSC Bakorwil Madiun-Wendi Anggriawan. Sekretaris Diskop UKM Jatim-Veronica Ratih Murwani mengucapkan terima kasih kepada jajaran Bakorwil Madiun atas sambutannya yang luar biasa serta menyampaikan maksud dan tujuannya datang bersama rombongan adalah untuk belajar bagaimana pengelolaan EJSC di Bakorwil Madiun bisa sesukses seperti saat ini, “Co-Working Space ditempat kami sudah berjalan dengan baik, namun perkembangannya belum bisa seramai EJSC disini, oleh karena itu maksud kedatangan kami kesini adalah untuk belajar bagaimana pengelolaan EJSC disini sehingga kedepannya dapat kami aplikasikan di Co-Working Space di tempat kami dengan harapan agar Co-Working Space disana bisa lebih semarak seperti EJSC disini”, kata Ratih sebagai pengantar dalam kunjungannya beserta rombongan.
Marjoko Santoso menyampaikan terima kasih atas kunjungan Diskop UKM Jatim dan merasa bangga karena capaian atas pengelolaan EJSC di Bakorwil Madiun mendapatkan apresiasi dari lembaga lainnya, “sebenarnya kami tidak mempunyai jurus khusus dalam mengelola EJSC disini, cuma mungkin karena lokasi kami yang berada di jantung kota madiun dan dekat dengan segala akses layanan publik maka memudahkan para pengunjung untuk datang ketempat kami. Selain itu akses pintu masuk kami untuk menuju EJSC dibuatkan tersendiri sehingga jika mau berkunjung ke EJSC bisa langsung menuju ke lokasi tanpa harus melewati gerbang utama Bakorwil, karena masyarakat tentunya akan sungkan jika harus melewati gerbang utama Bakorwil dulu, itulah sebabnya kenapa pada awal-awal kami membuka EJSC sekitar 4 tahun yang lalu banyak masyarakat yang kaget melihat ada layanan yang disediakan oleh Pemerintah bisa seluwes ini, konsep kami memang berusaha selalu dekat dengan masyarakat sehingga kami dapat menjaring aspirasi masyarakat, mentabulasi dan memahami apa kebutuhan mereka, untuk berusaha kami bantu sesuai dengan kewenangan kami atau kami koordinasikan dengan lembaga-lembaga terkait lainnya”, terang Marjoko.
Pada momen ini pula Marjoko juga menceritakan sedikit sejarah mengenai Bakorwil Madiun yang sudah membentang lama sejak era kolonial, “dulu Pemerintah Hindia Belanda memusatkan segala urusan pemerintahan serta alat-alat pemerintahannya disini, yang pertama kali berdiri adalah gedung kita ini pada sekitar Tahun 1830. Tepat setelah perang Diponegoro berakhir Belanda membuat kebijakan Pemerintahannya sedikit lebih lunak sehingga dibuatkan masing-masing karesidenan untuk membagi wilayah pemerintahannya dan kebetulan di Madiun dibuatkan karesidenannya ditempat yang sekarang kami tempati ini”, jelas Marjoko tentang sejarah berdirinya Bakorwil atau dulu lebih dikenal sebagai Karesidenan di Jawa Timur.
Marjoko menambahkan bahwa kebijakan Pemerintah Kota Madiun juga sangat mendukung perkembangan EJSC di Bakorwil Madiun bisa berkembang pesat, “sejak mencanangkan program Pahlawan Street Centre semua yang ada di Jalan Pahlawan ini dibenahi satu persatu, termasuk disekitar sini ada replika untuk 7 keajaiban dunia, sehingga jika ingin menyaksikannya kita tidak perlu jauh-jauh pergi keluar negeri, cukup datang ke Madiun saja”, imbuh jebolan Fakultas Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung dan Magister Sosiologi Kajian Kemiskinan Universitas Brawijaya ini.
Membaca potensi wisata yang berkembang pesat di kota Madiun maka Bakorwil Madiun melihat ini sebagai peluang bagus untuk memanfaatkan kemegahan bangunan Bakorwil Madiun sebagai salah satu ikon cagar budaya peninggalan era kolonial agar lebih dekat dan dikenal luas oleh masyarakat dengan meluncurkan program DEWARESI, “Destinasi Wisata Rumah Karesidenan Madiun, disini kita menjual sejarah berikut pernak pernik lainnnya dari Bakorwil  Madiun. Dulu sebelum ada program itu kita masih agak tertutup, dalam arti masih ada siapa yang boleh dan siapa yang tidak untuk masuk kesini, sehingga timbul persepsi dari masyarakat bahwa gedung ini seperti angker banget begitu, mau masuk saja takut. Namun sejak kita launching program ini pada Tahun 2022 lalu, dimana siapapun boleh masuk dan melihat-lihat kedalam, termasuk kegiatan kita seperti Matraman Festival yang berlangsung pada bulan Oktober-November, dimana dalam hampir satu minggu ada berbagai kegiatan di halaman Bakorwil Madiun seperti kesenian, kebudayaan, pameran seni lukis, music, dan lain-lain yang membuat kami lebih terbuka kepada masyarakat umum”, pungkas Marjoko di ujung sambutannya.
Wendi Anggriawan-Advisor EJSC Bakorwil Madiun menyampaikan diantara EJSC lainnya yang tersebar di 5 Bakorwil di Jawa Timur, tempatnya adalah yang teramai dimana dalam satu hari ada sebanyak kurang lebih 50-80 orang pengunjung yang datang. “Dulu pada awal-awal kami buka jam kerja kami masih sesuai jam kantor, dimana jam 17 kami sudah tutup, namun melihat animo yang luar biasa dari masyarakat dan mendengarkan masukan-masukan dari para pengunjung yang datang maka jam operasional kami perpanjang  dari jam 8 pagi sampai 21 malam dengan 2 shift petugas yang bertugas setiap harinya. Disini kami berkolaborasi dengan program Milenial Job Centre (MJC) Diskop UKM Jatim, yaitu dengan bidang Produksi dan Pemasaran untuk memberikan satu ruang atau komunitas bagi para talent untuk mengerjakan project berbayar sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing yang diberikan oleh para pelaku UMKM atau lembaga-lembaga lainnya yang membutuhkan”, ungkap Wendi.
Terkait dengan kiat-kiat mengapa EJSC di Madiun bisa seramai seperti saat ini, selain dari faktor-faktor yang diebutkan Marjoko diatas Wendi mengatakan bahwa pihaknya juga mengikuti perkembangan teknologi dewasa ini dengan mengandalkan media sosial sebagai alat promosinya, ada juga program rutin menarik yang diadakan berkala untuk menarik minat pengunjung, “setiap bulannya kami adakan minimal 2 kegiatan yang sifatnya edukasi seperti pelatihan foto produk menggunakan HP, public speaking, digital animasi, dan pelatihan usaha untuk ibu-ibu rumah tangga. Selain itu kami juga sediakan koneksi internet berkecepatan kurang lebih 300 Mbps yang tentunya sudah sangat mumpuni untuk digunakan membuat animasi, grafis, bahkan untuk render video oleh teman-teman yang berkunjung kesini”, urai Wendi mengenai aktivitas di EJSC Bakorwil Madiun.
Untuk menjaga agar kualitas project yang dikerjakan oleh para talent memuaskan klien, EJSC Bakorwil Madiun secara rutin melakukan kurasi dengan tujuan agar project yang dikerjakan selesai tepat pada waktunya, “dalam proses kurasi, para talent harus memiliki bukti yang menunjukkan dia pernah menangani project sesuai dengan keahliannya dengan pengalaman minimal 2 tahun di bidangnya yang dibuktikan dengan portofolio hasil karyanya, adapun S1 menjadi syarat pendidikan minimal untuk menjadi menjadi talent di EJSC”, tambah wendi.
Melihat tren pengunjung EJSC yang didominasi oleh para pelajar sekolah, mahasiswa, talent-talent milenial maka Wendi mensyaratkan para petugas yang ada di EJSC harus cepat bergaul dengan para pengunjung, “pada awalnya para pengunjung banyak yang kaget kok ada lembaga pemerintah se-grapyak ini, padahal biasanya yang terkait dengan pemerintah kan kaku dengan aturan-aturan yang ketat, kami disini berusaha mendobrak tradisi-tradisi itu agar lebih dekat dan bisa diterima masyarakat dengan baik. Kami juga mengundang para komunitas tertentu seperti cosplay, para pecinta music, pecinta kucing, dan lain sebagainya untuk berkegiatan di EJSC, jika kami sudah memiliki datanya mereka kami undang untuk bergabung dalam kegiatan-kegiatan yang kami selenggarakan, dan respon mereka juga cukup positif untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut”, imbuh Wendi mengenai tips-tipsnya untuk menciptakan circle positif di lingkungan EJSC Bakorwil Madiun.
Dengan berlangsungnya kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai bagaimana pengelolaan EJSC di Bakorwil Madiun serta praktik-praktik baik yang dilakukan disana sehingga dapat begitu dekat dengan masyarakat dan menarik pengunjung yang cukup signifikan setiap harinya untuk kedepannya dapat diterapkan di Co-Working Space Diskop UKM Jatim dengan harapan agar Co-Working Space dapat lebih berkembang dan menjadi suatu wadah positif bagi masyarakat untuk mendorong perekonomian Jawa Timur lebih berkembang lagi pada masa yang akan datang. (Tim Pbl, 20/12/2024)