Kurangi Sampah Kemasan Plastik dan Ciptakan Lingkungan Yang Lebih Sehat Diskop UKM Jatim Gelar Workshop Tren Kemasan Ramah Lingkungan
Tanggal : 29 Oktober 2024 Kategori : Berita
Sidoarjo – Bersamaan dengan momen Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 tahun 2024, Dinas Koperasi dan UKM JawaTimur (Diskop UKM Jatim) mengadakan Workshop Tren Kemasan Ramah Lingkungan dengan tema “Solusi Sustainable untuk UMKM 2025”, pada Senin (28/10) pagi. Workshop yang dilaksanakan di ruang Coworking Space KUKM Jatim Galeri Batik lantai 2 ini dihadiri sekitar 30 orang pelaku UKM dari sektor jasa, makanan, maupun kerajinan tangan.
Sebagai stimulus menyambut para peserta yang hadir sebelum pemaparan materi pihak panitia mengadakan kuis singkat berhubungan dengan tema pada workshop kali ini. Antuasiasme para peserta semakin meningkat ketika diumumkan akan mendapat giveaway bagi juara 1 dan 2 pemenang kuis.
Latar belakang diadakannya workshop kemasan ramah lingkungan ini didasarkan pada banyaknya sampah kemasan berbahan plastik di Indonesia yang kian lama kian meningkat. Menurut data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahunnya, tentunya hal ini sangat memprihatinkan karena jika tidak ada pengelolaan yang serius akan merusak lingkungan pada masa yang akan datang.
Melalui pemaparannya, Indri Dwi Lestari – Konsultan Packaging dan owner Hade Visual menyampaikan bahwa ada tiga pertimbangan dalam mendesain kemasan yang efektif bagi para pemilik UKM, yaitu tujuan produk, daya saing, dan pengalaman pelanggan. Tak hanya itu, Indri juga menjelaskan bahwa di era digital saat ini, tren kemasan yang diminati konsumen terdiri dari empat hal, diantaranya minimalis, interaktif, berkelanjutan, serta branding yang kuat.
Indri lalu mencontohkan analisis kemasan produk dari segi keunggulan dan kelemahan salah satu kemasan produk peserta UKM. “Ini informasinya sudah cukup, tinggal kita kasih edukasi keunggulan produk kita. Untuk keunggulan itu sebenarnya kan ngga bisa claim ya, misal ini bisa menyembuhkan atau mengurangi tekanan darah, itu kan ngga bisa, karena itu klaimnya obat. Nanti untuk izinnya tidak bisa diproses PIRT-nya sehingga tidak bisa dicantumkan di label”, jelas Indri
Tak hanya itu, Indri juga memberikan masukan untuk menjawab kelemahan kemasan produk tersebut. “Solusinya, harus digantung. Keunggulan produknya dicetak dikertas kotak kecil lalu digantung (di tutup botolnya). Jadi, orang tahu keunggulan produk”, imbuhnya.
Di ujung paparannya Indri mengajak para peserta yang hadir untuk beralih menggunakan kemasan ramah lingkungan agar Indonesia tidak menjadi salah satu negara pemasok sampah plastik dengan angka yang signifikan. “kalau yang kemasannya masih menggunakan plastik dan kaleng mari beralih ke kemasan yang ramah lingkungan”, himbau Indri.
Pada kesempatan ini Indri juga mengapresiasi para pemilik UKM yang sudah aware dan menerapkan kemasan berbahan ramah lingkungan dalam pembuatan produknya. “Tadi yang sudah pakai kaca, yaitu ‘GreenFit’, saya apresiasi. Semoga makin banyak lagi usaha yang menggunakan kemasan ramah lingkungan. Jadi setelah selesai acara workshop ini saya berharap Bapak/Ibu bisa mengenal spesifikasi produknya dan bagaimana karakteristik pembelinya sehingga dapat menentukan kemasan yang tepat dan aman bagi produknya”, pungkas Indri.
Agar lebih interaktif pasca pemaparan materi, panitia memilih 3 (tiga) peserta workshop untuk mempresentasikan produk buatan mereka yang dipilih secara acak. Tujuannya adalah agar produk para pelaku UKM lebih dikenal oleh masyarakat luas sehingga dapat menambah jaringan pemasaran, baik untuk konsumen baru maupun yang sudah lama. Selain itu antusiasme dari para peserta juga tergambar melalui sesi tanya jawab yang cukup seru dan presentasi pengenalan produk serta analisis mengenai keunggulan dan kelemahan produk, terutama di bagian packaging yang tentunya akan memperkaya wawasan para peserta yang hadir pada workshop hari ini. (Tim Pbl, 28/10/2024)