Melalui Talkshow Penguatan Akses Pembiayaan Syariah Diskop UKM Jatim Buka Wawasan Warga Pesantren Untuk Pembiayaan Yang Berkeadilan dan Berkelanjutan
Tanggal : 1 Desember 2024 Kategori : Berita
Surabaya – Seiring berjalannya waktu dimana Pondok Pesantren menjadi salah satu pilar penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) semakin mendapatkan perhatian pemerintah sebagai salah satu elemen utama dalam pengembangan ekonomi umat. Melihat potensi besar yang dimiliki Kopontren, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan untuk menyemarakkan event OPOP Expo Tahun 2024 menggelar Talkshow bertajuk “Penguatan Akses Pembiayaan Syariah Koperasi Pondok Pesantren” bertempat di Lt. Ground Atrium Royal Plaza Surabaya yang juga disiarkan langsung secara online di akun Youtube resmi Diskop UKM Jatim pada Sabtu (30/11).
Talkshow yang dihadiri oleh sekitar 60 orang perwakilan dari Kopontren dari berbagai wilayah di Jawa Timur ini diselenggarakan dalam rangka memberikan pemahaman yang komprehensif dan mendalam mengenai skema dari berbagai produk pembiayaan syariah dalam mendorong pembiayaan Kopontren. Selain itu talkshow ini juga diharapkan dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah sekaligus memperkuat fondasi ekonomi syariah di lingkungan pondok pesantren melalui peningkatan akses pembiayaan syariah sesuai prinsip-prinsip keadilan dan berkelanjutan.
“Semoga talkshow ini dapat membuka peluang kerjasama baru dan menjadi katalisator bagi pengembangan ekonomi syariah Jawa Timur melalui sinergi yang kuat dan kolaborasi lintas lembaga di Jawa Timur”, ujar Eny Widayati-Ketua Tim Kerja Substansi Usaha Simpan Pinjam dalam laporan panitianya.
Kepala Bidang Pembiayaan-Arif Lukman Hakim dalam sambutannya mewakili Kepala Diskop UKM Jatim menyampaikan bahwa dalam pengembangan ekonomi syariah, khususnya dalam hal pembiayaan koperasi UMKM syariah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Diskop UKM Jatim telah bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keungan (OJK) secara intensif. “Kami dalam setahun ini telah mengadakan kegiatan edukasi dan literasi keuangan syariah yang tidak hanya kami tujukan kepada koperasi maupun lembaga ekonomi syariah, melainkan hingga ke para pengelola koperasi di lingkungan pondok pesantren”, ujar Arif mengawali sambutannya.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024 dengan 2022 menunjukkan adanya peningkatan indeks literasi keuangan masyarakat dan penurunan indeks inklusi keuangan masyarakat. “Mengenai data tersebut, Diskop UKM Jatim akan terus berusaha dan berkolaborasi dengan seluruh stakeholder serta meningkatkan literasi keuangan dan inlusi keuangan syariah di Jawa Timur”, imbuh Arif.
Untuk menghasilkan diskusi yang berkualitas, Diskop UKM Jatim menghadirkan narasumber yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, antara lain Nanang Cahyono-Asisten Vice Presiden Mikro Konsumer Bank Jatim Syariah, Abdulloh Shodiq-Direktur Utama Koperasi BMT Maslahah, dan Mohammad Ghofirin-Sekretaris OPOP Jawa Timur, dan sebagai moderator adalah Pinky Darya-Presenter Jawa Pos Media TV.
Perkembangan OPOP dalam membantu masyarakat, khususnya bagi kalangan para santri di Jawa Timur kian lama kian meningkat. “Tahun 2024, pondok pesantren yang mengikuti program OPOP meningkat menjadi 1210 ponpes. Artinya secara kuantitas, pondok pesantren tumbuh semangatnya dalam mengikuti program pemerintah ini. Untuk tahun 2025 kita sudah buka pendaftaran peserta OPOP sejak November kemarin, tadi malam kami cek yang mendaftar ternyata sudah lebih dari 300 pesantren”, jelas Ghofirin.
Selanjutnya Ghofirin menjelaskan bahwa ada lima mitra yang terlibat dalam perkembangan OPOP sehingga saat ini berhasil mendapat banyak dukungan dari masyarakat. “Ada lima mitra yang terlibat didalam OPOP, kita menyebutnya ‘Pentahelix’ dengan rumus A,B,C,G,M. Akademis, Bisnis, Community, Government, dan Media. Government di Jawa Timur itu luar biasa semangatnya. Tidak hanya Dinas Koperasi dan UKM, melainkan dinas-dinas yang lain juga sangat mendukung OPOP”, kata Ghofirin.
Nanang Cahyono dari Bank Jatim Syariah menjelaskan tentang kondisi OPOP dimana sampai saat ini masih banyak pesantren yang belum bertransaksi secara digital. “Memang di lapangan, kondisi pondok terkadang belum terbiasa memanage keuangan secara baik, masih bertransaksi secara tunai. Oleh karenanya, pihak Bank Jatim Syariah akan meningkatkan pendampingan pengelolaan keuangan via digitalisasi melalui perbankan”, ungkap Nanang.
Pemateri terakhir, Abdulloh Shodiq-Direktur Utama Koperasi BMT Maslahah menjelaskan ada 4 dampak positif keberadaan Koperasi terhadap pemberdayaan santri dan alumni pondok pesantren yaitu : 1.) Meningkatkan keterampilan; 2. Memupuk jiwa kewirausahaan; 3.) Membuka kesempatan kerja; dan 4.) meningkatkan kesejahteraan secara bersama-sama.
“Bagi kami yang penting kita harus mempunyai pasar dulu baru berproduksi, karena mubazir juga jika kita mampu memproduksi suatu barang/jasa namun kita tidak bisa memasarkannya, dalam hal ini peran koperasi dalam membantu pemasaran produk pesantren sangat strategis, diantaranya 1.) Mampu menentukan strategi yang tepat untuk memasarkan produk pesantren; 2.) Dengan keluwesannya koperasi mampu memperluas jaringan distribusi untuk menjangkau lebih banyak konsumen; 3.) Dengan berkoperasi akan meningkatkan pendapatan para alumni dan pelaku UMKM melalui penjualan produknya, hal ini karena konsumen merasa lebih aman dan nyaman membeli suatu produk melalui lembaga yang terpercaya. Sejak tahun 2019 kami tidak mempunyai pinjaman terhadap pihak lain”, kami berharap OPOP ini juga dikembangkan tidak hanya di sektor koperasi, melainkan satu pesantren satu BMT”, terang Abdullloh panjang lebar.
Di ujung talkshow para narasumber diminta untuk memberikan harapan terhadap program OPOP di tahun 2025, “Khusus akses pembiayaan saya berharap teman-teman pesantren terus meng-upgrade diri agar bisa connect dengan dunia perbankan maupu non perbankan. Saya juga akan berusaha menjalin kerjasama yang baik untuk meningkatkan trust diantara kedua belah pihak yaitu perbankan syariah dan pesantren”, harap Ghofirin.
Usai Talkshow Penguatan Akses Pembiayaan Syariah, acara berlanjut dengan“Advokasi Kelembagaan Kopontren” yang mengundang para pemateri antara lain Arman Hakim Nasution-Kepala PKKPBI ITS, Mas Purnomo Hadi-Fungsional Analis Kebijakan Ahli Utama Pemprov Jatim, serta Samsul Arifin-Ketua Kopontren Al Yasini. (Tim Pbl, 30/11/2024)