Tingkatkan Brand Identity Melalui Packaging Diskop UKM Jatim Bersama IWAPI Gelar Workshop Tren Packaging dan Penggunaan Artificial Intelligence


Tanggal : 15 Januari 2025       Kategori : Berita

Sidoarjo - Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim) selalu konsisten dalam mendorong dan meningkatkan daya saing UMKM di Jawa Timur sebagai penopang utama pembangunan ekonomi daerah. Mengawali Tahun 2025 Diskop UKM Jatim berkolaborasi dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) cabang Sidoarjo mengadakan Workshop UMKM bertemakan “Tingkatkan Brand Identity UMKM melalui Packaging dan Penggunaan AI” pada Selasa (14/1). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan para pelaku UMKM agar dapat mengembangkan usahanya melalui peningkatan kualitas packaging dan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti Artificial Intelligence (AI). Workshop yang berlangsung di Coworking Space KUKM di gedung Galeri Batik Lt. 2 Diskop UKM Jatim ini mengundang sekitar 50 orang peserta dari anggota IWAPI dari beberapa Kab/Kota di Jawa Timur.
Ketua Dewan Perwakilan Cabang IWAPI Kabupaten Sidoarjo-Sofiyah Munir menyampaikan harapannya agar Wakil Ketua Umum (WKU) yang belum melaksanakan realisasi program kerja segera membuat agenda, mengingat waktu efektif untuk merealisasikan program kerja hanya sekitar 3-4 bulan sebelum Rapat Kerja Cabang (Rakercab) dilaksanakan bulan ini.
“Hari ini juga akan dilantik Ketua Ranting Kec. Prambon dan sampai saat ini jumlah rating yang ada di Kab. Sidoarjo (berjumlah) 13 ranting. PR kami masih kurang 5 ranting” ujarnya di awal sambutan.
Selanjutnya, disusul penyampaian materi oleh Indri Dwi Lestari - Konsultan Packaging dan Owner Hade Visual tentang desain kemasan yang efektif untuk menarik perhatian konsumen. Menurut Indri penting bagi pelaku UMKM untuk memperhatikan kemasan dalam rangka meningkatkan daya jual produksinya. “Tak hanya inovatif, desain kemasan pun juga harus berkelanjutan atau ramah lingkungan. Maksudnya adalah kemasan bisa didaur ulang, minimalis, biodegradable, dan tranparansi atau visualisasi produk terlihat dengan jelas”, jelas Indri.
Indri menekankan dua fungsi dari packaging. Pertama, kemasan digunakan untuk melindungi produk agar tersampaikan dari produsen ke konsumen dalam kondisi aman, tanpa kebocoran atau kerusakan. Kedua, kemasan berperan sebagai pengganti kehadiran pebisnis atau pemilik perusahaan dalam menjelaskan keunggulan produk. Oleh karena itu, kemasan diharuskan bersifat informatif dan mencakup informasi secara lengkap. “Setidaknya ada sekitar 9 item yang perlu dicantumkan dalam packaging produk kita. Nama jenis/merk dagang, daftar bahan yang digunakan, asal-usul bahan tertentu, logo halal, nama dan alamat produsen/importir, keterangan kadaluwarsa, kode produksi, berat bersih, dan nomor izin edar (BPOM dan P-IRT)”, urai Indri.
Tak hanya itu, Indri juga mengajak para peserta untuk simulasi membuat design packaging dengan menggunakan Kecerdasan Buatan/AI. “Cukup download Aplikasi Copilot di Playstore/Appstore, log in menggunakan email, kemudian tulis prompt packaging sesuai keinginan, dan terakhir pilih ‘creat’. Secara otomatis AI akan memberikan beberapa referensi yang bisa dipilih untuk kemasan produk kakak-kakak sekalian”, imbuh Indri.
Di akhir sesi, Indri mengajak para peserta untuk membuat kelompok guna menguji pemahaman para peserta tentang desain packaging. Kemudian, para peserta diarahkan maju ke depan untuk mempresentasikan desain packaging rancangannya secara bergantian.  Melalui workshop ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif kepada para peserta mengenai pentingnya kemasan ramah lingkungan serta mendorong industri kemasan menuju teknis dan bahan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Dengan mengadopsi kemasan ramah lingkungan serta menggunakan AI, para pelaku UMKM tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, melainkan dapat meningkatkan daya saing produk mereka di pasar lokal maupun global. (Tim Pbl, 14/01/2025)