Tingkatkan Skill Pengelola Kopontren Diskop UKM Jatim Selenggarakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Berbasis SKKNI


Tanggal : 28 Agustus 2024       Kategori : Berita

Surabaya, 27 Agustus 2024 - Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang digelar oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim) resmi dibuka hari ini di Favehotel Mex Tunjungan, Surabaya. Turut hadir dalam pembukaan acara ini adalah Erwin Indra Widjaja-Kepala UPT Pelatihan KUKM Provinsi Jawa Timur dan Sekretaris One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur-Mohammad Ghofirin. Pelatihan yang diadakan untuk pengurus, pengelola, dan anggota koperasi pondok pesantren se-Jawa Timur ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam pengelolaan koperasi pondok pesantren. Kepala Seksi Penyelenggaraan Pelatihan-Achmad Rizadi menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan upaya bersama untuk mendukung kemajuan ekonomi dan kemandirian pesantren. "Pelatihan ini dirancang khusus untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) serta memperkuat kemampuan manajerial dan operasional dalam pengelolaan koperasi pondok pesantren", ungkap Achmad.
Kegiatan ini akan berlangsung selama empat hari, dimulai dari 27 hingga 30 Agustus 2024. Tiga hari pertama diisi dengan kegiatan pelatihan, sementara hari keempat akan diadakan uji kompetensi berbasis SKKNI yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Mitra Wirausaha Produktif Merdeka Malang. Berbagai narasumber dari Sekretariat Jenderal OPOP Jawa Timur, Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) Universitas Merdeka Malang, Widyaiswara UPT Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, serta pengelola koperasi pondok pesantren yang telah sukses mengembangkan rencana bisnis, telah siap untuk membagikan ilmu dan pengalamannya dalam acara ini.
Achmad berharap melalui pelatihan ini, para peserta dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat, berbagi pengalaman, dan memperkuat jejaring antar koperasi pondok pesantren. "Semoga seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan penuh semangat dan antusias sehingga tujuan dari pelatihan ini dapat tercapai dengan baik", tambahnya. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengelolaan koperasi pondok pesantren secara profesional dan berdaya saing, sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Selanjutnya Kepala UPT Pelatihan KUKM Provinsi Jawa Timur-Erwin Indra Widjaja dalam sambutannya menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di koperasi pondok pesantren. "Pelatihan ini merupakan kegiatan yang sangat strategis untuk meningkatkan kapasitas SDM di koperasi pondok pesantren, karena peningkatan kualitas SDM adalah modal utama pembangunan nasional. Dengan SDM yang berkualitas dan berkompeten, tentunya akan berdampak pada pengembangan kreativitas dan inovasi dalam berusaha yang secara simultan akan memicu pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur pada khususnya", ujar Erwin.
Pada momen ini Erwin menyampaikan data terkini terkait kinerja koperasi di Jawa Timur per 31 Desember 2023, di mana terdapat 37.922 koperasi dengan 22.039 di antaranya aktif. Dari jumlah tersebut, terdapat 626 koperasi pondok pesantren aktif dengan jumlah anggota mencapai 85.472 orang dan volume usaha sebesar Rp. 870,78 miliar. "Data ini menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan bagi perkembangan koperasi pondok pesantren di Jawa Timur, terutama dalam menjawab tantangan Indonesia sebagai pusat industri halal di Asia Tenggara bahkan dunia", imbuh Erwin.
Selanjutnya Erwin juga menyinggung laporan World Cooperative Monitor (WCM) 2023 yang dirilis oleh International Cooperative Alliance (ICA). Menurut laporan tersebut, tidak ada koperasi dari Indonesia yang berhasil masuk dalam daftar 300 koperasi besar di dunia. Oleh karena itu, Erwin berharap agar koperasi pondok pesantren yang diberikan stimulasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui program Ekotren OPOP dapat tumbuh dan berkembang menjadi koperasi yang maju dan profesional serta berkontribusi dalam membangun perekonomian di Jawa Timur. "Kami berharap melalui pelatihan ini akan muncul koperasi-koperasi pondok pesantren baru yang memiliki usaha ritel seperti Basmallah Mart dan air minum dalam kemasan dengan merek Santri. Sebagai gambaran, total aset koperasi pondok pesantren Sidogiri mencapai ratusan miliar di tahun 2022, serta berbagai koperasi pondok pesantren lainnya yang telah tumbuh dan berkembang di Jawa Timur", jelas Erwin.
Di akhir sambutannya, Erwin mengajak seluruh peserta pelatihan untuk belajar dari koperasi-koperasi yang sudah berkembang dan dikelola dengan SDM yang kompeten dan profesional. "Untuk itu, hari ini kita mulai dengan pelatihan berbasis SKKNI dengan skema perencana digital marketing, agar nantinya koperasi pondok pesantren yang menjadi peserta pada pelatihan kali ini akan melahirkan SDM yang berkualitas dalam memasarkan produk koperasi pondok pesantren secara daring", tutup Erwin.
Pemateri pertama pada kesempatan ini adalah Sekretaris OPOP Jawa Timur-Mohammad Ghofirin yang menyoroti peningkatan aktivitas dan dampak program tersebut di berbagai pesantren di Jawa Timur. Dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin pesantren dan pejabat pemerintah, pria yang juga berprofesi sebagai akademisi di Universitas NU Sidoarjo ini menekankan pentingnya kerjasama antara pesantren dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pesantren. Ghofirin mengungkapkan bahwa banyak pihak yang salah paham mengenai konsep OPOP, mengira program ini hanya fokus pada penciptaan produk. “Orang luar mengira bahwa OPOP hanya sebatas slogan ‘satu pesantren, satu produk’, padahal, tujuan program ini jauh lebih luas”, ungkapnya.
Ia menekankan bahwa tantangan utama bukan hanya dalam pembuatan produk, tetapi juga dalam memasarkan dan mengembangkan produk tersebut agar bisa bersaing di pasar yang lebih luas. Selain itu Ghofirin juga menekankan pentingnya peran aktif dari para pengurus pesantren dan pemerintah daerah dalam menjalankan program ini. Ia menyebutkan bahwa saat ini sudah ada 16 Bupati dan Wali Kota di Jawa Timur yang telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) untuk mendukung pelaksanaan program OPOP di daerah masing-masing. “Ini bukan hal yang mudah. Dibutuhkan usaha keras dan pendekatan personal untuk mengajak mereka mendukung program ini”, imbuhnya.
Ghofirin juga menyinggung pentingnya kolaborasi antar pesantren dalam program ini. Menurutnya, banyak pesantren yang masih berpikir sempit dan hanya fokus pada pengembangan internal saja. “Kita sedang mencari rekan-rekan yang mau bekerja sama dan berkolaborasi untuk kemajuan bersama. Banyak pesantren yang masih membutuhkan bimbingan dalam memproduksi dan memasarkan produk mereka”, katanya.
Melalui kegiatan ini Ghofirin juga mengajak para peserta untuk berbagi ilmu dan keterampilan dengan pesantren lain yang masih membutuhkan. "Jika ada pesantren yang sudah sukses dengan bisnisnya, kita sangat berharap mereka bisa berbagi ilmu dan pengalaman dengan yang lain. Ini adalah semangat utama dari OPOP", ujarnya.
Program OPOP yang telah berjalan sejak 2019 ini menurut Ghofirin, telah memiliki landasan hukum yang kuat dengan adanya Undang-Undang Pesantren dan beberapa Peraturan Daerah di Jawa Timur yang mendukung pengembangan pesantren. "Kita telah bekerja keras untuk memastikan bahwa program ini memiliki pijakan hukum yang kokoh. Dengan semakin banyaknya dukungan dari pemerintah daerah dan antusiasme dari para pengurus pesantren, kami optimis OPOP akan terus berkembang dan membawa manfaat yang besar bagi pesantren-pesantren di Jawa Timur dan sekitarnya", tandas Ghofirin. (Tim Pbl, 27/08/2024)